Pemanfaatan Biogas Limbah Kotoran Sapi Sebagai Sumber Energi Alternatif Pengganti Minyak Tanah dan Energi Listrik
Latar Belakang
Pemanfaatan
bahan bakar fosil (BBM) saat ini membutuhkan biaya yang sangat mahal
sehubungan dengan semakin tingginya harga minyak dunia, disamping itu
produksi minyak nasional saat ini tidak mencukupi kebutuhan akibatnya
subsidi untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak dari tahun ke tahun
terus menunjukan peningkatan. Upaya untuk
mengurangi subsidi minyak tanah telah dilakukan dengan konversi ke batu
bara dan gas, namum dalam perjalanannya program tersebut tidak
sepenuhnya memperoleh sambutan masyarakat, karena batu bara tidak
praktis digunakan dan kadang sulit didapat dan penggunaan gas juga pada kondisi tertentu sangat sulit didapat.
Bagi
masyarakat kecil, pengeluaran biaya bahan bakar gas dengan harga yang
cukup mahal cukup menjadi beban, oleh karena itu minyak tanah tetap
menjadi alternative yang dianggap paling layak. Bagi masyarakat pedesaan dimana kulturnya belum berubah kebutuhan bahan bakan dapat dipenuhi oleh kayu bakar. Meskipun
secara financial sangat murah namun untuk mendapatkannya cukup memakan
waktu dan tambahan tenaga kerja keluarga, bahkan untuk di Pulau Jawa
untuk bahan bakar rumah tangga dengan intensitas yang tinggi telah
menyebabkan rusaknya vegetasi tanaman dan menyebabkan penggudulan lahan
dan memberikan kontribusi besar bagi terjadinya banjir dan longsor.
Diwilayah sentra peternakan sapi
perah, saat ini pemanfaatan minyak tanah sangat tinggi, selain untuk
kebutuhan masak keluarga juga untuk menghangatkan air untuk kepentingan
pemerahan sapi. Penggunaan dinilai tidak praktis serta tidak cukup waktu untuk mencarinya. Karena peternak seharian waktunya akan habis
untuk mencari rumput atau pengelola kandang, sedangkan pemanfaatan
energi gas komersial sangat tidak mungkin karena jaringan pelayanan
distribusi belum masuk kelokasi peternakan.
Dibeberapa wilayah dimana
populasi sapi perahnya cukup banyak, sumber energi alternative biogas
bila dimanfaatkan akan memberikan kontribusi sangat besar bagi
penghematan bahan bakar minyak. Selain dari pada itu, limbah dari biogas sendiri dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organic bagi tanaman sayuran dan hortikultura. Adapun hambatan bagi peternak adalah :
1. Informasi tentang biogas masih sulit diakses oleh peternak
2. Pembangunan Instalasi Biogas dinilai sangat mahal
- Belum adanya informasi mengenai kelayakan teknis, social dan ekonominya yang dapat meyakinkan peternak, bahwa teknologi tersebut sangat murah, praktis dan mudah dan dapat digunakan secara berkesinambungan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar bagi peternak.
Sebagai
langkah nyata dalam upaya PEMANENAN dan PEMANFAATAN energi alternative
BIOGAS oleh masyarakat ( Peternak dan anggota masyarakat non peternak
lainnya) dirancang REKAYASA SOSIAL ( Social Engineering) yaitu PEMBENTUKAN MODEL DESA SWADAYA BAHAN BAKAR dengan Memanfaatkan energi alternative Biogas Sapi Perah.
Maksud dan Tujuan :
Maksud :
Mewujudkan
suatu Kawasan Sentra Peternakan Sapi Perah, dengan target Peternak
maupun Non Peternak mampu menyediakan kebutuhan energinya secara mandiri
dengan memanfaatkan energi alternative BIOGAS
Tujuan :
Meningkatkan Ketersediaan energi alternatif bahan Bakar Berbasis Gas Bio sapi Perah bagi Peternak Sapi Perah serta anggota masyarakat lainnya di sentra peternakan sapi perah
Output :
Terpasangnya
Instalasi Biogas sesuai dengan potensi optimal desa Haurngombong, baik
itu digunakan oleh keluarga peternak maupun keluarga non peternak.
Pemasangan
Instalasi Biogas Sapi Perah harus memenuhi kelayakan teknis, sosial dan
ekonomi sehingga dapat diaplikasikan diwilayah sentra pengembangan sapi
perah lainnya di Indonesia.
Outcome :
Dengan makin banyaknya
dibangun Instalasi Biogas sapi perah diharapkan mampu memberikan
kontribusi nyata bagi penghematan Bahan Bakar Minyak artinya ada
penghematan pengeluaran Rumah Tangga, lebih jauh diharapkan berdampak
pada peningkatan kesejahteraan keluarga dan masyarakat.
Dalam
skala ekonomi nasional, penggunaan Biogas lebih meluas dimasyarakat
berdampak pada penghematan devisa import Bahan Bakar Minyak (BBM)
Dalam memenuhi kebutuhan energi untuk rumah tangga atau kegiatan usahanya, keluarga peternak memanfaatkan kayu bakar dan atau minyak tanah. Pada kondisi dimana kayu bakar semakin sulit didapat, maka sumber energi kayu bakar tidak bias diandalkan lagi. Sebagian
peternak menggunakan minyak tanah namun minyak tanah sendiri distribusi
dan volume masih dibatasi oleh pemerintah serta harga khususnya
ditingkat eceran cukup mahal, artinya bahan bakar minyak tanah ini ,
makin memberatkan bagi peternak.
Kesimpulannya :
Kebutuhan
energi/bahan bakar baik kayu bakar dan atau minyak tanah membutuhkan
korbanan yang sangat besar dan begitu memberatkan bagi Petani/peternak
atau masyarakat pada umumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar